Mahasiswa Nilai UIN Suska Riau Langgar Hak Mahasiswa dan Lakukan Komersialisasi Pendidikan Lewat Tes Urine Berbayar - SUARA RAKYAT INDONESIA

Jumat, 10 Oktober 2025

Mahasiswa Nilai UIN Suska Riau Langgar Hak Mahasiswa dan Lakukan Komersialisasi Pendidikan Lewat Tes Urine Berbayar


Suara rakyat indonesia| Pekanbaru, 9 Oktober 2025
—Kebijakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau yang mewajibkan seluruh mahasiswa melakukan tes urine berbayar sebesar Rp130.000 menuai kritik keras dari kalangan mahasiswa. Kebijakan tersebut tertuang dalam surat resmi kampus yang mengharuskan setiap mahasiswa mengikuti tes urine yang disediakan oleh pihak kampus.


Menurut Sofian Suheri Lubis, mahasiswa Program Studi Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau, kebijakan tersebut tidak mencerminkan upaya pencegahan, melainkan bentuk komersialisasi pendidikan dan pelanggaran terhadap hak mahasiswa.



“Saya melihat ini bukan niat untuk pencegahan, tetapi lebih kepada pemanfaatan ekses dari kasus temuan ganja di kampus UIN Suska Riau kemarin, Kampus bukan lagi tempat lahirnya ide, gagasan dan perspektif, tapi kampus seolah di jadikan barak militer yang penuh dengan penertiban dan paksaan,” ujar Sofian.


Ia menilai, kewajiban membayar Rp130.000 per mahasiswa adalah beban yang sangat besar, terutama bagi mahasiswa dengan kondisi ekonomi terbatas. Menurutnya, langkah tersebut tidak hanya merugikan mahasiswa secara finansial, tetapi juga berpotensi merugikan nama baik kampus di mata publik.


“Selain merugikan mahasiswa, tentu ini akan merugikan kampus juga. Kebijakan ini bisa menimbulkan stigma baru bahwa UIN Suska Riau adalah tempat peredaran narkoba dan mahasiswanya ikut memakai narkoba. Padahal kasus kemarin tidak menunjukkan hal demikian,” tegas Sofian.


Lebih lanjut, Sofian menyebut bahwa fokus pimpinan kampus seharusnya diarahkan pada persoalan internal yang masih banyak terbengkalai, bukan pada kebijakan yang justru menambah beban mahasiswa.


“Rektor dan seluruh pimpinan kampus seharusnya fokus pada penyelesaian masalah yang lebih mendesak, seperti seragam almamater mahasiswa yang tak kunjung selesai, uang operasional KKN yang sudah dianggarkan tapi belum disalurkan, serta gedung-gedung mangkrak yang tidak kunjung mendapat solusi,” tambahnya.


Sofian juga menegaskan bahwa kebijakan seperti ini tidak sejalan dengan visi dan misi rektor baru UIN Suska Riau yang seharusnya menekankan pembangunan fasilitas dan peningkatan mutu pendidikan, bukan penambahan beban administratif dan finansial kepada mahasiswa.


“Lebih tepatnya, pihak kampus harus fokus pada pembangunan fasilitas penunjang pendidikan di kampus UIN Suska Riau sebagaimana visi misi rektor baru,” tutupnya.


Dengan adanya kebijakan ini, mahasiswa mendesak agar pihak rektorat segera meninjau ulang dan membatalkan keputusan tersebut, serta mengutamakan kebijakan yang berpihak kepada mahasiswa dan kemajuan akademik kampus.

Comments


EmoticonEmoticon

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done